Menjelang lebaran umat muslim di Turki pun bersiap menyambutnya dengan tradisi yang tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Di sini pun banyak yang sibuk membeli baju baru berikut perlengkapannya seperti kerudung, tas, sepatu, dll. Orang turki menyebutnya dengan bayramlık. Walaupun tidak seheboh orang Indonesia yang menyerbu mall atau tempat perbelanjaan lainnya, di sini terlihat peningkatan lalu lalang orang di jalan ataupun di toko-toko. Tapi kita masih bisa jalan dengan santai tanpa harus berdesak-desakan seperti kalau kita ke tanah abang menjelang lebaran.
Selain masalah baju, ada juga yang menarik yaitu tradisi memberikan şeker, fındık, atau fıstık kepada anak kecil yang datang ke rumah. Saya ga tau deh kalau di kota lain tapi di Erzurum, sehari sebelum lebaran anak-anak sudah mulai berkeliling dari rumah ke rumah dengan membawa kantung untuk "meminta" şeker, fındık, atau fıstık. Jadi di rumah kami pun menyiapkan hal-hal tersebut untuk dibagikan kepada anak-anak yang datang mengetuk rumah kami. Pada awalnya saya pikir kok mirip haloween-nya orang barat sih tapi kata suamiku tradisi itu sudah ada dari semenjak dia kecil dulu di desanya, jadi bukan trend yang baru muncul seiring globalisasi.
Sayangnya pada hari H, wanita di Turki tidak ikut ke masjid untuk melaksanakan sholat Id. Jadi hanya kaum prianya saja yang menunaikan sholat Id di masjid, sedangkan kaum wanitanya menunggu di rumah sambil mempersiapkan makanan. Waktu saya tanya ke suami katanya karena di Turki negara berhawa dingin dan tidak semua masjid cukup besar untuk menampung semua jamaah, hanya prianya saja sudah meluber apalagi jika dengan jamaah wanitanya tidak memungkinkan sholat di luar masjid dengan keadaan dingin. Lagipula sholat Id merupakan sholat sunnah dan wanita sebaiknya sholat di rumah. Wallahu-a'lam bishawab.
Sama dengan di Indonesia, setelah sholat Id, keluarga berkumpul dan menyantap makanan. Bedanya kalo di Indonesia banyak yang menyajikan ketupat + opor dan teman-temannya, sedangkan di sini yang dihidangkan kebanyakan makanan yang serba manis seperti baklava, kadayıf, dll. Disertai dengan minuman sari buah atau dengan teh hangat.
Setelah makan, kami juga pergi untuk silaturahim ke rumah keluarga atau saudara yang lebih tua dan/atau ke rumah sahabat tercinta. Biasanya di masing-masing rumah akan disajikan makanan yang serba manis juga plus beraneka ragam permen dan cokelat. Yang unik adalah ketika datang setelah duduk, ada seorang dari tuan rumah yang berkeliling sambil menawarkan permen dan/atau cokelat dan juga cologne untuk membasuh tangan kepada para tamu. Hal tsb semacam adat di Turki. Tapi kata suamiku kami tidak usah membasuh tangan dengan cologne karena tidak tau apakah cologne tersebut mengandung alkohol atau tidak.
Untuk masalah ziarah kubur di turki ada juga kok, sama dengan di Indonesia hanya saja sekali lagi tidak seheboh di Indonesia sampai bikin macet jalan seperti di TPU Tanah Kusir Jak-Sel. Sebagian ada yang melaksanakan ziarah kubur sehari sebelum lebaran namun ada juga yang melaksanakannya pada hari H setelah sholat Id dan makan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments
Post a Comment