Sabtu ini kami diajak piknik oleh adik ipar dan suaminya yang sedang ambil cuti dari kerjanya di Istanbul. Sebenarnya pagi hari sempat ragu mau berangkat karena cuaca yang kurang mendukung. Tapi suami adik iparku sudah terlanjur menyewa mobil. Jadilah sesudah makan siang kami langsung siap-siap untuk berangkat piknik.
Tujuan kami kali ini adalah ke daerah yang bernama Pasinler atau yang juga terkenal dengan nama Hasan Kale. Daerah tersebut berjarak 30 menit dari pusat kota Erzurum dengan berkendaraan mobil. Begitu sampai di tempat tujuan, kami langsung menempatkan perlengkapan piknik kami di salah satu gazebo yang ada di tempat piknik tersebut. Tempat piknik yang saya maksud terletak tepat berseberangan dengan bukit dimana istana (kale) tua yang terkenal dengan nama Hasan Kale tersebut berdiri sehingga pemandangannya lumayan bagus.
Setelah menempatkan barang-barang bawaan kami, adik ipar langsung mengajak kami ke tempat pemandian air panas khusus wanita yang letaknya sekiatr 100 meter dari tempat piknik. Air panas yang ada di daerah tersebut keluar dari perut bumi dan mengandung sulfur sehingga dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Ruang tunggu pemandian air panas khusus wanita yang kami kunjungi terlihat seperti gambar di bawah ini.
Di lantai dua terdapat sejumlah kabin yang berkunci untuk tampat kami menaruh barang bawaan sekaligus berganti pakaian. Setelah membayar 10 lira untuk bertiga sebagai sewa kabin sekaligus biaya berendam, kami pun menuju kabin untuk berganti pakaian renang. Untungnya aku memang punya baju renang yang kubawa dari Indonesia. Sebelum berangkat piknik aku sudah diberitahu kemungkinan akan ke pemandian air panas juga jadi kubawa baju renangku.
Tadinya kukira kami akan gantian berendam karena salah satu dari kami menunggui bayiku tapi ternyata mertuaku menelanjangi bayiku dan langsung membawanya menuju kolam air panas untuk diajak berendam bersama. Untungnya airnya tidak terlalu panas, mungkin karena sudah dilakukan penyesuaian suhu. Tetap saja aku khawatir bayiku sesak nafas atau tenggelam. Alhasil aku tidak bisa menikmati pemandian tersebut dengan sepenuh hati. Pemandian air panasnya berupa kolam renang berbentuk bundaran yang lumayan lebar untuk berendam sejumlah wanita sekaligus namun menurutku tidak cukup luas untuk berenang. Aku pun hanya sekali putaran menjajal kemampuanku berenang ketika bayiku masih dipegang mertua, kemudian selebihnya hanya berendam di bagian yang cetek sambil memegangi bayiku.
Tidak lama kami berendam karena bayiku menangis dan juga suami adik iparku menunggu kami di gazebo untuk piknik. Jadilah kami segera mandi dan berganti pakaian. Sayangnya tidak ada pengering rambut, jadilah rambutku masih dalam keadaan basah dibawah jilbabku ketika keluar ke tempat piknik.
Setibanya di gazebo, mertuakupun langsung menyiapkan kayu dan arang untuk memanaskan semaver. Semaver adalah alat untuk membuat teh yang bagian tengahnya dipanaskan menggunakan arang yang dibakar. Lihat gambar di bawah ini.
0 comments
Post a Comment