Mertuaku merasa tidak enak badan hari ini, katanya sakit tenggorokan. Sepertinya beliau masuk angin. Jadilah hari ini aku yang masak. Aku masak Karışık Musakka dan spaghetti ala turki. Alhamdulillah enak rasanya, adik iparku saja sampe makan banyak dan menurut dia juga enak.
Sore harinya setelah sholat ashar, aku diajak sama mertuaku untuk menjenguk kakak tertuanya mertuaku yang terkena penyakit kanker lambung sekalian jalan-jalan sore. Kami pun berangakt dengan berjalan kaki. Adik iparku mendorong kereta bayi (stroller) yang berisi bayiku.
Sampai di tempat tujuan, ternyata suaminya kakak mertuaku yang terkena serangan jantung pada hari minggu dua hari lalu, sudah kembali ke rumah karena dia memaksa pulang. Jadilah kami sekalian menjenguk beliau juga. Kondisinya terlihat baik, Alhamdulillah.
Pulangnya kami diantar dengan menggunakan mobil oleh salah satu keturunannya kakak mertuaku tersebut sekalian mereka juga menuju ke rumahnya. Sepulangnya dari menjenguk kerabat yang sakit, mertuaku mengatakan bahwa dia merasa badannya lebih enak karena sudah jalan kaki sehingga mengeluarkan keringat. Tapi menurutku beliau merasa lebih baik karena sudah bertemu dengan kakaknya dan kakak iparnya serta melihat mereka dalam kondisi yang lebih baik. Maklumlah susah sama-sama berusia lanjut jadi lebih sering terkena penyakit pikiran.
Sabtu ini kami diajak piknik oleh adik ipar dan suaminya yang sedang ambil cuti dari kerjanya di Istanbul. Sebenarnya pagi hari sempat ragu mau berangkat karena cuaca yang kurang mendukung. Tapi suami adik iparku sudah terlanjur menyewa mobil. Jadilah sesudah makan siang kami langsung siap-siap untuk berangkat piknik.
Tujuan kami kali ini adalah ke daerah yang bernama Pasinler atau yang juga terkenal dengan nama Hasan Kale. Daerah tersebut berjarak 30 menit dari pusat kota Erzurum dengan berkendaraan mobil. Begitu sampai di tempat tujuan, kami langsung menempatkan perlengkapan piknik kami di salah satu gazebo yang ada di tempat piknik tersebut. Tempat piknik yang saya maksud terletak tepat berseberangan dengan bukit dimana istana (kale) tua yang terkenal dengan nama Hasan Kale tersebut berdiri sehingga pemandangannya lumayan bagus.
Setelah menempatkan barang-barang bawaan kami, adik ipar langsung mengajak kami ke tempat pemandian air panas khusus wanita yang letaknya sekiatr 100 meter dari tempat piknik. Air panas yang ada di daerah tersebut keluar dari perut bumi dan mengandung sulfur sehingga dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Ruang tunggu pemandian air panas khusus wanita yang kami kunjungi terlihat seperti gambar di bawah ini.
Di lantai dua terdapat sejumlah kabin yang berkunci untuk tampat kami menaruh barang bawaan sekaligus berganti pakaian. Setelah membayar 10 lira untuk bertiga sebagai sewa kabin sekaligus biaya berendam, kami pun menuju kabin untuk berganti pakaian renang. Untungnya aku memang punya baju renang yang kubawa dari Indonesia. Sebelum berangkat piknik aku sudah diberitahu kemungkinan akan ke pemandian air panas juga jadi kubawa baju renangku.
Tadinya kukira kami akan gantian berendam karena salah satu dari kami menunggui bayiku tapi ternyata mertuaku menelanjangi bayiku dan langsung membawanya menuju kolam air panas untuk diajak berendam bersama. Untungnya airnya tidak terlalu panas, mungkin karena sudah dilakukan penyesuaian suhu. Tetap saja aku khawatir bayiku sesak nafas atau tenggelam. Alhasil aku tidak bisa menikmati pemandian tersebut dengan sepenuh hati. Pemandian air panasnya berupa kolam renang berbentuk bundaran yang lumayan lebar untuk berendam sejumlah wanita sekaligus namun menurutku tidak cukup luas untuk berenang. Aku pun hanya sekali putaran menjajal kemampuanku berenang ketika bayiku masih dipegang mertua, kemudian selebihnya hanya berendam di bagian yang cetek sambil memegangi bayiku.
Tidak lama kami berendam karena bayiku menangis dan juga suami adik iparku menunggu kami di gazebo untuk piknik. Jadilah kami segera mandi dan berganti pakaian. Sayangnya tidak ada pengering rambut, jadilah rambutku masih dalam keadaan basah dibawah jilbabku ketika keluar ke tempat piknik.
Setibanya di gazebo, mertuakupun langsung menyiapkan kayu dan arang untuk memanaskan semaver. Semaver adalah alat untuk membuat teh yang bagian tengahnya dipanaskan menggunakan arang yang dibakar. Lihat gambar di bawah ini.
Sudah saya niatkan untuk memasak kuru fasulye hari ini, jadi dari semalam kuru fasulye (kacang putih kering)-nya sudah saya rendam dengan air. Dan saya lihat paginya sudah siap untuk dimasak. Alhamdulillah suami senang dan dia terkejut hasil masakan turki yang saya bikin enak...
Untuk 4 porsi
Bahan:
2 gelas kacang putih kering
~250 gr daging kambing atau daging sapi, potong bentuk dadu atau digiling
4 sdm mentega
2 butir bawang bombay, cincang
2 siung bawang putih, iris tipis atau cincang
1 buah wortel (jika suka), potong sesuai selera
2 buah tomat atau 2 sdm pasta tomat atau kombinasi dari keduanya
4 - 5 gelas kaldu daging atau air
1 buah cabe hijau atau cabe merah (bisa pakai cubanelle pepper atau bell pepper atau cabe lainnya yang tidak terlalu pedas)
1/2 - 1 sdt lada 1/2 - 1 sdt red pepper flakes (cabe merah kering bubuk)
Garam sesuai selera
Cara Memasak:
Rendam kacang putih kering dalam air selama 8 - 10 jam, kemudian tiriskan. Masukkan kacang tsb ke dalam air mendidih yang diberi sedikit garam kemudian masak selama 30 menit hingga setengah melunak. Setelah itu angkat da tiriskan.
Sementara itu dalam panci terpisah, lumerkan mentega untuk menumis bawang bombay dan bawang putih yang telah dicincang hingga harum. Lalu tambahkan daging dan masak sambil sesekali diaduk hingga daging berubah warna. Tambahkan wortel, cabe, tomat atau pasta tomat, lada, red pepper flakes, dan garam, aduk-aduk hingga tercampur rata. Tutup panci dan masak dengan api kecil hingga daging melunak sekitar 45 menit, atau jika menggunakan daging giling bisa langsung lanjut ke langkah berikutnya. Kemudian tambahkan kacang dan kaldu atau air. Tutup dan biarkan masak hingga kacang melunak. Garam dapat ditambahkan jika diperlukan untuk menyesuaikan dengan selera. Sajikan selagi hangat bersama dengan pilav (nasi khas turki) atau roti khas turki.
Sudah lama saya tidak masak makanan Indonesia untuk suami. Terakhir saya bikin semur ayam, dia hanya makan sedikit karena menurut dia potongan ayamnya kebesaran. Kali ini saya coba bikin kari ayam dengan bumbu yang dikirim oleh mama dari Indonesia (maklum di Turki tidak semua bumbu yang dibutuhkan tersedia seperti contohnya sereh), dan saya tambahkan sayuran wortel, buncis, serta kentang kedalam masakan kari. Sekedar trik untuk membuat suami makan masakan Indonesia. Alhamdulillah suamiku mau juga makan masakan Indonesia dan dia bilang enak, padahal saya belum sempat menanyakan pendapat dia. Saya juga senang bisa makan kari ayam... begitu mencium uap masakannya saya tidak dapat menahan diri dan langsung mencicipi. Segala puji bagi Allah yang memberikan nikmat tiada terhingga.
Rencananya saya mau bikin opor ayam hari ini soalnya pas lebaran kemarin ga bisa makan opor ayam, maklum deh lebaran di rumah sodara jadi ga bisa nentuin masakan sendiri. Tapi suami saya mendadak sakit dan dia cuma pengen makan Mercimek Çorbası. Jadinya saya coba bikin deh dengan melihat resep dari internet dan sedikit improvisasi. Alhamdulillah hasilnya memuaskan, suami saya sampai habis dua mangkuk padahal biasanya dia paling ogah makan sup.
Untuk 4 - 5 porsi
Bahan:
1 gelas lentil merah, cuci dan tiriskan
2 sdm minyak zaitun (bisa diganti dengan minyak sayur)
1 bawang bombay, cincang halus
2 butir bawang putih, cincang
1 buah wortel ukuran kecil atau sedang, cincang
1 sdm et yağ (bisa diganti dengan blok kaldu kering atau gunakan kaldu asli untuk mengganti air)
5 gelas air atau lebih disesuaikan dengan selera (dapat gunakan kaldu sapi atau kaldu ayam)
1/2 sdt lada atau sesuai selera
1/2 sdt bubuk cabe merah kering (red pepper flakes)
Garam sesuai selera
Penyajian (optional):
Air perasan jeruk lemon
1 sdm mentega
Bubuk cabe merah kering
Cara Memasak:
Letakkan lentil merah dan wortel di dalam panci bersama air atau kaldu kemudian masak dengan api sedang - kecil selama 35 menit hingga melunak. Saring sup kemudian gunakan hasil saringannya atau dapat juga diblender kemudian tambahkan air panas jika hasilnya terlalu kental.
Panaskan minyak zaitun di wajan terpisah kemudian tumis bawang bombay dan bawang putih hingga setengah layu sekitar 5 - 8 menit (jangan sampai gosong). Kemudian masukkan tumisan bawang ke dalam panci berisi sup hasil saringan yang dipanaskan dengan api kecil, tambahkan red pepper flakes, lada dan garam kemudian aduk rata. Biarkan hingga mendidih kemudian matikan api.
Untuk penyajian, lumerkan mentega di wajan kecil kemudian masukkan red pepper flakes. Ketika mulai bergelembung/berbuih, tuangkan ke atas sup sedikit demi sedikit. Sajikan sup selagi hangat bersama dengan potongan roti berbentuk dadu yang digoreng dengan minyak. Tambahkan air perasan jeruk lemon jika selera.
Masih ada potongan daging di kulkas dan beraneka ragam sayuran. Saya coba resep yang ada di buku berbahasa Inggris mengenai resep masakan turki yang dibelikan oleh suami saya waktu kami jalan-jalan di Istanbul musim semi tahun ini (2008). Bedanya pada versi saya, tidak menggunakan terong soalnya suami ga doyan. Trus saya juga mengganti bell pepper dengan cubanelle pepper, menambahkan kentang (sayuran favorit suami saya) serta menambahkan bawang putih dan red flakes pepper untuk menambah cita rasa agar sesuai dengan selera keluarga kami.
Bahan:
~500 gr daging kambing atau daging sapi, potong bentuk dadu
2 sdm mentega
1 siung bawang bombay, cincang
2 siung bawang putih, cincang
~20 batang buncis, potong ujungnya kemudian potong tiga bagian
1 buah wortel, cuci lalu iris melingkar
1 buah kentang ukuran sedang, cuci lalu potong bentuk kotak
2 buah cubanelle pepper atau 1 buah paprika, potong bentuk cincin
1 buah zucchini squash (sejenis labu siam tapi bentuknya memanjang seperti terong; bisa juga diganti dengan terong), potong bentuk batang
1,5 - 2 buah tomat ukuran sedang, potong bentuk kotak
50 gr atau segenggam kacang kapri kalengan, cuci bersih dan tiriskan
seikat dill (bhs turki: dereotu; atau bisa ganti dengan peterseli), cincang
1/2 sdt lada
1/2 sdt red flakes pepper (cabe merah kering bubuk)
2 sdt garam, atau sesuai selera
Cara Memasak:
Lumerkan mentega di dalam Güveç (panci atau kuali yang terbuat dari tanah liat) lalu tumis bawang bombay dan bawang putih hingga wangi atau setengah layu. Masukkan cubanelle pepper atau paprika dan daging, aduk-aduk hingga daging berubah warna (sekitar 5 menit). Tutup dan masak dengan api kecil hingga 15 menit sambil sesekali diaduk. Masukkan buncis, kentang, dan wortel serta air hingga menggenangi daging dan sayuran, lalu tutup panci dan masak dengan api kecil selama 45 menit sampai daging setengah empuk. Tambahkan zucchini squash atau terong serta tomat dan kacang kapri. Dapat juga tambahkan air jika dirasa kurang untuk melunakkan daging. Kemudian tutup kembali dan masak dengan api kecil hingga 30 - 45 menit lagi. Menjelang masak, tambahkan cincangan dill lalu matikan api. Sajikan selagi hangat.